Rabu, 31 Desember 2008


Muharram

Muharram datang
tak kusambut dengan gemilang
Entah apakah ada yang hilang
dari lubuk hati yang paling dalam
Tak kupikirkan renungan
Tak kuhiraukan muharram-an
Kuterus berkhayal, melayang mencari harapan
Sejenak kumengenang kisah persahabatan yang indah
Dahulu bercengkrama
Dahulu bercanda bersukaria, sarat tawa dan bahagia
Kini semua hilang, semua pergi
Mengiringi waktu yang berlalu tanpa bilang permisi

Episode Pelangi

Adzan melantun perlahan
Gundah melanda hati
Menyongsong terbitnya hari-hari
Kan kuhadapi semua esok
Kan kutebar ukhuwah pada semua sosok
Biarlah diri ini mem-PHK pelangi
Pesona dunia khayalku
Begitu Indah…
Mencintainya dengan sangat rasa
Sejuta yang kupunya tak ingin kutinggal
Jeda rasa hanya untuknya
Imanku goyah
Robbiiii
Hanya oleh sebuah pelangi yang tak se-% keindahan-Mu
Seharum, penuh pesona
Sulit untuk ditemui
Melalui satu jalan : SURGA sang idaman

Amanah

Menanti cahaya
(-gundah dan bimbang-)
saat terdapat, tak sempurna
disisihkan, tak peduli dan membuang
padahal ia nikmat , Tuhan berikan
sebagai amanah buah kemesraan

Milad

Menuai bahagia satu hari tak terlupa
Kadang…
Ia banyak hura-hura
Muhasabah yang indah terlupa
Hingga hari itu berlalu dan kembali lagi tahun depan

Walimah

Merekah setangkai mawar
Gaun putih merayu
Kesukaan
Menanti ijab qobul
Syarat haru dan bahagia

Kembali
Gugur bunga kamboja mengharumi warna memerah
Mengembalikan kekhusuan
Kembali dalam tidur abadi

I’tikaf

Kurenungkan sejenak amalan akhir Ramadhan
Mubarak
Menapak kesunyian
Melantunkan tilawah
Memburu keindahan seribu bulan tercinta