Mahabbah VS Cinta
Remang malam menyelimuti kesendirian
Sesosok bayang timbul dalam ingatan
Melayang, menggelora menghancurkan segala ibadah
Melepaskan kekhusuan yang terjalin
Kapan mahabbahku tersusun ?
Kapan cintaku kan hancur ?
Kucoba rajut yang pertama
Terputus oleh yang kedua
Rinainya membasahi, menggilas segala tragedy
Mentawadzunkan prahara hati
Selama perjalanan yang kulalui
Tentang Hati
Di hatiku
Tercipta kedengkian pada-Mu
Tercipta keangkuhan pada-Mu
Tercipta ke-ria-an pada-Mu
Di hatiku
Aku memohon pada-Mu
Aku mengadu pada-Mu
Aku menangis pada-Mu
Di hatiku
Tak ada sedikitpun cinta
Tak ada sedikitpun rindu
Tak ada sedikitpun romansa
Di hatiku
Hanya terhias indahnya dunia
Hanya terpatri nikmatnya dunia
Hanya terbias kemewahan dunia
Di hatiku
Kapan terjalin indahnya ukhuwah
Kapan tertata nikmatnya ibadah
Kapan terias manisnya dzikrullah
Yang menghapuskan segala bentuk keduniaan
Mereka
Aku sendiri disini bersama mereka yang merasa saudara
Berkata seperti sabda
Berbuat seperti taubat
Aku sendiri disini bersama mereka yang mengaku saudara
Senyum berias tilawah
Wajah syahdu cermin air wudhu
Aku sendiri disini kembali bersama mereka
yang seperti saudara
Ukhuwah yang indah katanya
Menyisihkanku yang kumuh tergiur nikmatnya ukhuwah
Tapi kini terbuang
Lantaran tak berhijab seperti meraka adanya
Panggilan
Panggilan-Nya telah berlalu
Menangkap tubuh kaku, terbujur membiru
Penuh luka …
Panggilan-Nya telah berlalu
Membawa kedukaan, tercipta pengharapan
Perbuatannya yang dulu
Panggilan-Nya telah berlalu
Mengingatkan mereka waktu itu
Terlupakan dimasa depan
Panggilan yang hanya sebuah lintasan masa lalu
Kepergian
Di kesejukan air tawar Ia rasakan kepahitan
Meninggalkan pembaringan sejati
Impiannya menepi
Menahan pucuk-pucuk rindu
Bertahtakan nisan, harum kamboja mewarna
Mengiring …
Dan mengucap selamat tinggal padanya