
Mati
Aku mengetuk pintu rumahmu
Tak ada sahutan
Hanya sebuah syair tahlil yang merdu
dan mengerikan
Disapa kesedihan disambut air mata
Kutunggu kesedihanmu berlalu
Kubelai rambutmu dengan syahdu
Kupapah menuju kehidupan yang baru
Kuhantar dikau dengan doa khusu’ dan haru
Aku menunggu kembali sebuah kereta
yang juga kau tumpangi
Dengan bekal yang kupersiapkan :
Segenggam iman dan ketaqwaan
Lahir 1
Hari ini kupergi dari barzah yang pengab
Membawa segumpal harapan mereka
Mengembara dalam padang-padang penemuan
Lahir 2
Tangisku sebuah nikmat bagi mereka
Sehatku mu’jizat bagi mereka
Kecacatanku nasehat bagi mereka
Agar mereka tahu aku adalah amanah untuk dunia mereka
Lahir 3
Awalnya adalah sebuah kegembiraan
Awalnya adalah sebuah harapan
Awalnya adalah sebuah kenikmatan
Hingga pertumbuhan menjelma menjadi permasalahan
Dengan kenakalan yang tercipta
Dengan kemanjaan yang meraja
Siapakah yang bersalah ?
Lahir 4
Musyawarah yang tercipta terkadang menjadi masalah
Lantaran harapan sebuah masa depan
-sebab aku dilahirkan-
perlukah mereka tunjukan padaku sebuah pertengkaran yang tak kumengerti ?
di usia yang meraja beban harapan kian menimpa
harapan ayah bunda hanya sebuah keegoisan
Lahir 5
Aku lahir untuk mati
Aku kecil untuk dewasa
Aku berfikir untuk menentukan
Aku tahu untuk mengerti
Kelahiran yang tak kuingini
Semakin berpola dan sulit dimengerti
Kesalahan tak pernah diluruskan
Hingga menjadi padang kemarahan
Biarlah aku lahir dan tersenyum untuk duniamu