Aku tetap setia
sejuta perhatian telah tercurah
mengangkat semua rasa bersalah
telah ku ucapkan di penghujung senja
kasih sayang dan sejuta rasa cinta
saat ini kaupun mengerti
rasa rindu yang selalu menanti
menunggu dalam uluran hari_yang tak pasti
biarlah aku sendiri
menggenggam harap untuk berjumpa
bersama angan-angan hati
mewujudkan kesetiaan yang ada
kurun waktu terus berjalan
aku diam dalam penatian panjang
menoreh sebuah luka dan berharap :
aku tetap setia
Senyumlah untukku
mendung kala pagi
samar sang surya menampak
berpapas olehmu disini
berwajah masam tak enak
semua sudah terjadi
tak dapatkah kau lupakan
rinduku membiru
tak tahan hati kau acuhkan
kembali mendung kala pagi
mentirai lembut temaram
kutoreh senyum saat berpapas
kembali muram membuat tak puas
senyumlah untukku
jangan biarkan bersalah menghujam
tak ingin kau pergi, tak akan kubiarkan
hingga ku mati
Yang pernah kusampaikan
Paduan irama senja
Mengalun perlahan dalam senyuman
Mengukir permata dikalbuku
Hingga berias pigura wajahmu
Menghancurkan keangkuhan
Cinta yang kupunya
Pun saat kau utarakan
Pertanyaan yang pernah kusampaikan
Membawa kehancuran yang melanda dan beralih
Ketika kau bersama, menggenggam mesra kegelisahanku
Hancur bersama miliku-yang layu-
Kini lahan telah subur
Bersamamu dalam uluran tahun menghias hati
-yang pernah terlukai-
dengan sekuntum melati, hingga diri ini terobati olehmu
oleh kasih sayang yang kau beri
Episodenya
Sepi menjelma
Teringatkan ia yang ingin kupunya
Senyumnya menghias, wajahnya membias
Tawanya menebar, tatapannya memancar
Rasa cinta yang nyata kurasa
Manis selalu tergambar
Membuat rasa lain terasa hambar
Kebaikan terlupa, sehingga apa yang kurasa
hanya tentangnya
Mungkinkah kumiliki yang mustahil tapi ingin kuraih
Dan setan berkata:
‘kau hanya ingin dekat
ingin kau dekap erat
walaupun hanya dapat bersahabat
yang pasti kau dapat hatinya yang selalu ada dirimu
selamanya’
