
Hujan hanya cinta yang kuasa
Selamat datang hujan
Derita yang lama membasah
Melunak hati kala kering
Menjahit pecahan tanah garing
Rindu bertaut sendu
Keremehan menyebar masalah
Mati dan rugi adalah kosakata saat ini
Tak ada untung
Walau selalu ada yang mencoba menguntungkan
Namun rasa pahit terasa
Bagi mereka yang melanda
Tapi satu yang mereka lupa
Karena hujan hanya cinta yang Kuasa
MENGAIS RIZKI
Aku mengais rizki
Dari ratusan barang yang dijual beli
Hanya sekedar mengganjal rasa lapar
Aku mengais rizki
Dari jutaan harga yang kian meninggi
Dari kotoran dunia yang tetap berharga
Aku terus mengais rizki
Dari kiloan meter jalan yang kulalui
Dari literan keringat
Dari pegalnya kaki
Dari keringnya mulut
Aku akan terus mengais rizki
Hingga ajal menjemput dan wajahku tersenyum
dalam balutan kain kafan
RINDU
Diakhir ramadhan
Kerinduan akan kepergian
Kecintaan akan kehilangan
Mewarna
Hanya muhasabah yang memberi kesejukan
Di setiap amalan diakhir Ramadhan
Kuketuk Idul Fitri
Kupekikan takbir
Agar mereka tau aku malu !!!
Kehangatan laparnya ibadah
Nikmatnya tali ukhuwah
yang sulit dicari
dalam musim-musim-Nya
Epilog buta
Saat kutatap wajahnya
Tak ada sedikitpun senyuman
Hanya tatapan kosong yang memandang dengan hampa
Kucoba cari perhatian
Kenapa sombong yang menilai
Apakah salah jalurnya
Sehingga tak ada sedikitpun tanya terucap
Kubiarkan ia
Tak sedikitpun kutanya
Lewat didepan mata tak berucap sedikit kata
Apa karena aku BUTA !!!
Oh…
Begitu kerdilnya
Sulit untuk memulai
Kenapa aku harus memulai
Pikiran terkadang berpikir
Ingin kutinggalkan mereka tanpa kuusir
Biar kunikmati indahnya suasana lahir