Jumat, 06 Februari 2009


dapatkah kita belajar memaknai hidup yang sempurna
karena jiwa tak mungkin memungkiri ke Tuhanan yang ada
hanya ada fitrah diri membakar jiwa kala lalai
sehingga meramu kekeluan hati disudut kelabu
aku tahu bahwa cinta mematikan potensi diri
saat ia memacu adrenalin
untuk meninggalkan jejak peristiwa tak sengaja
aku hanya ingin merajutnya kembali menjadi sulaman sutra maha indah
agar kau tak mengetahui sebuah koyakan dalam ikatan cinta karena-Nya
aku juga merasa perlu merajuk untuk tahu bahwa jiwa mmebutuhkan nestapa untuk belajar memaknai dan mencari hikmah kehidupan
akankah semua belajar menjadi tragedi tak bertepi
padahal janji-Nya telah pasti
bersama kesulitan ada kemudahan
begitu sebaliknya