
SI PENGAMAT
Mentari menerpa kesendirianku
Disudut lain
Ada wajah menatapku di sisi jendela
Tersenyum sendiri
Sambil memainkan rambutnya yang tak bagus
Aku salah tingkah jadinya
SUER !!!
Rasa ketertarikannya melebihi panasnya matahari yang menusuk
Apa yang ia ingin, aku tak ingin
Apa yang ia mau, aku tak mau tahu
Biarlah itu haknya
Memperhatikanku dengan sikapnya
Apa ia jatuh cinta padaku ?!
OH MY GOD !!!
Pada diriku yang tak punya rasa cinta padanya ???
Ya Allah … 100 x
Apa yang kubuat
Hingga ia begitu terpesona
Wajahku biasa
Walaupun ada yang berkata lumayan
Aku melirik lagi
Masih tersenyum ia menatapku
Aku makin salah tingkah dibuatnya
Pada sikapnya yang bernafsu padaku
Aku bosan ditatap seperti ini
Ia kira aku barang langka yang harus diteliti
Dari bawah keatas, dari atas kebawah
Kutinggalkan tatapannya yang mengekor masuk
Kututup gorden perlahan
Aku takut ia tersinggung
Lima menit sudah,
Kuintip dari balik tirai perlahan
Masih adakah keberadaannya ?
YES !!!
Wajahku tenggelam tak bermuara
Kubuka kembali si jendela
Agar mentari menghangatkan kamarku
Kurebahkan badan dan terlintas pandangan tadi
Ck… siapa dia ?
Batinku ingin tahu
Tapi segera kubuang memori itu
Melihat pandangannya saja mengerikan
Kok pake dipikirkan
Kuurai lamunanku yang lain
‘Ting-tong…’
Bel menjerit
Siapa sih ?
Aku merutuk
Mudah-mudahan putri bergaun putih
yang kudambakan
membawa seikat bunga cantik untukku
Aku melangkah, malas ….
Cekrek.
‘Haaalooo’
ini bukan putriku !!!
aku pusing ! mo pingsan !
sang pengamat tadi dihadapanku !
ada disini ! didepan mukaku !
dengan seikat mawar
dan pandangan bernafsu